Minggu, 30 September 2012

Octoberwish

Wake Me Up When September Ends...................

tinggal lima menit lagi september akan berakhir.
october.

I have many wishes

*magang. semoga gue ketrima magang di kantor itu
*author. semoga oktober ini bisa membawa pencerahan buat gue terus nulis,nulis,dan nulis. semoga novel kelar.
*study. semoga mid semester yang pertama di kuliahan ini berjalan dengan sukses. setidaknya nilai gue harus di atas rata-rata.
*sukses. maunya gue harus sukses dunia dan akhirat.
*anfield. sedikit lebay, tapi gue pengen banget bisa terbang ke anfield dan nonton liverpool.

Sabtu, 29 September 2012

Gift From Mr.Kim, Aida MA


Mr.Kim Tae Wo. Dilihat dari namanya sudah teridentifikasi bahwa Mr. Kim ini adalah keturunan Korea. Bisa jadi dia orang asli korea ataupun juga hanya keturunan korea. Namun dari bentuk wajah yang tergambar dalam cover buku Looking For Mr. Kim ini, di bayangan saya, Mr. Kim adalah orang korea asli. Dia memiliki bentuk wajah panjang, seperti oval namun di area dahi dan dagu agak panjang. Kulitnya jelas putih dan matanya pasti sipit. Bola matanya berwarna coklat tua dengan alis mata yang tidak tebal. Mulutnya kecil, hidungnya kecil dan Lehernya tidak terlalu panjang. Model rambut Mr. Kim cepak namun rapi. Tinggi badannya sekitar 180cm dengan berat 60kg. Dia terlihat tidak gemuk dan juga tidak kurus. Tubuhnya sangat proporsonal. 

Mr. Kim ini berusia 35 tahun. Dia seorang pekerja keras. Dia adalah seorang menejer sebuah perusahaan besar di korea. Setiap hari dia menggunakan stelan jas yang rapi dan dasi yang padu. Dia bukan seorang yang mudah marah, namun dia terlalu idealis. Mr. Kim selalu terlihat berwibawa. Dia bukan orang yang mudah putus asa. Mr. Kim seorang yang pemberani.

Mr. Kim memiliki sebuah rumah yang sangat besar dengan pagar-pagar besi mengelilingi rumahnya. Rumah Mr. Kim memiliki arsitektur yang sangat indah dan penempatan segala barangnya sangat teratur. Rumah Mr. Kim dirancang sederhana dan tanpa banyak pembatas didalamnya. Mr. Kim memiliki dua buah mobil mewah yang selalu terparkir di dalam rumahnya. Dia juga menanami pohon-pohon di sekeliling rumahnya.

Mr. Kim memiliki hobi jalan-jalan. Saat usianya masih muda, dia senang sekali berjalan-jalan ke luar negri. Karena dia keturunan orang kaya, maka dari itu dia dengan mudah dapat berjalan-jalan keluar negri. Hampir seluruh dunia pernah dia kunjungi, dengan bakat berbahasa asing yang dia miliki dia melakukan itu.

Itu dia yang langsung terlintas di otak saya ketika saya mendengar nama Mr. Kim Tae Wo, sosok misterius yang ada di balik cover novel Looking For Mr. Kim dan dari beberapa resendi yang saya baca. 

***
kenapa saya tiba-tiba menulis tentang Mr. Kim? 
soalnya baru saja saya blog walking dan menemukan give away dari mbak Aida.
semoga apa yang saya pikirkan tentang Mr. Kim benar
dan semoga Mr. Kim adalah orang yang seperti ada di otak saya :))
-dilla-








Sabtu, 22 September 2012

Bunda

Semua orang sudah tertunduk lesu. Ayah menatapku lusuh. Kakak-kakakku menerawang jauh. Sementara aku hanya bisa menyandarkan tubuh dan memperhatikan sekelilingku.

"Hari ini kamu pulang jam berapa?" Tanya Bunda padaku.
"Tidak terlalu malam. Mungkin sesudah Isya." Jawabku. "Aku berangkat dulu, Bunda."
"Jangan pulang malam-malam."

Aku menatap wajah Bunda. Cantik. Kulitnya putih, halus, dan terawat. Wajahnya lembut. Sebelumnya aku tak pernah menyadari itu. 
Bunda. Bunda selalu mengajariku tentang ketegaran. Bunda selalu menegakkan tubuhku ketika aku lunglai dan akan jatuh. Ya, hanya Bunda yang bisa melakukan itu untukku.

"Suatu hari nanti kamu pasti bisa tanpa Bunda." 
"Aku tidak akan pernah bisa berdiri tegak tanpa topangan Bunda."
"Kamu bisa, sayang. Kamu jauh lebih kuat dibanding Bunda."
"Hanya Bunda yang bisa mengajakku berdiri ketika aku jatuh."
"Makanya mulai sekarang kamu harus belajar berdiri, berjalan, lalu berlari. Kamu pasti bisa."
"Semoga."

Aku masih ingat, Bunda. Aku berjanji aku akan berrdiri tegak ketika aku merasa lunglai. Aku pasti akan berdiri meski kau sudah tidak menopangku lagi.

Selamat jalan, Bunda.
Lihatlah, aku tegar akan kepergianmu. Ketahuilah aku yang akan menggantikanmu sebagai penopang keluarga ini. Aku yang akan membuat Ayah dan kakak-kakak menjadi tegar, seperti ketika kau membuat kami selalu berdiri tegak.

Bunda, ada dan tiada dirimu kan selalu ada di dalam hatiku.

Senin, 17 September 2012

Keepsake



Setidaknya hari ini aku masih bisa mengunjungi tempat ini. Meski aku tidak yakin, tapi aku berharap ini kali terakhir aku berada di sini. Kecuali, jika besok pagi tiba-tiba semuanya berubah. Aku menjadi amnesia dan tidak ingat dia lagi. Atau kenyataan ini yang berpaling, tidak ada perempuan itu dan segala kenangan mereka.

"Ini taman Keepsake."
"Kenapa begitu?"
"Taman kenangan. Karena ini taman milik kita. Ini akan menjadi kenangan indah di antara kita." Dilla menatap Athan tajam. Matanya memancarkan ketakjuban kepada orang yang sedang berdiri kokoh didepannya.

Bukan perkara mudah memutuskan hal ini. Namun ribuan alasan telah menyatu dan memenuhi hatiku. Bahkan sampai di ujung ulu jiwaku sudah tidak mampu membendungnya lagi.

"Aku selalu merasa bahagia jika berada di sampingmu seperti ini."
"Aku juga."
Senja mulai meredup. Athan menatap wajah Dilla tepat dari samping. Sementara Dilla tidak berani menolehkan sedikitpun wajahnya. Takut.
"Aku selalu berdoa semoga hari-hari kita selalu seperti ini."
"Semoga saja Tuhan mengabulkan doamu, Than."
"Amin."
"Aku menyukai tawamu." Dilla tersenyum menatap Athan yang sedari tadi menggoda dirinya. "Tapi benar, tawamu sunggu indah. Aku yakin ribuan laki-laki di luar sana pasti akan mengatakan hal itu." 

Nyatanya Tuhan tidak pernah mengabulkan doa yang selalu aku panjatkan. Secuilpun tidak pernah. Tapi aku tidak akan pernah mengeluh, karena aku yakin semua akan indah pada waktunya. Setiap apa yang kau katakan aku pikir itu tanda bahwa kau akan memiliki rasa yang sama denganku. Tapi entah. Aku hanya bisa berdoa, berharap, dan menggunggu semuanya.

"Arin, ini Dilla, sahabat terbaikku."
"Arin."
"Dilla."
"Dill, ini Arin, pacarku."

Benarkan. Tuhan tidak mendengar doaku. Benarkan secuilpun tidak ada yang di dengar. atau jangan-jangan Tuhan telah mendengarkan doaku namun Tuhan tidak mengabulkannya? Ah, kenapa Tuhan? Atau memang doaku itu terlalu muluk? Atau aku memang tidak pantas mendapatkan kebahagiaan.

"Bila hari ini tak seperti yang kau bayangkan yang kau inginkan coba pejamkanlah kedua matamu lupakan apa yang terjadi."

Aku ingat betul apa yang dia katakan padaku lima menit yang lalu saat aku meneteskan air mata pertamaku. Lalu kata-kata bijaknya itu harus ku gunakan untuk menyembuhkan luka yang telah dia gorekan? Mengharukan. 

Taman Keepsake, Selamat tinggal. 
Sampaikan salamku pada Athan jika dia kemari. Katakan padanya aku tidak akan kemari sebelum dunia berpihak kepadaku. 

λλλλ
 
"Bagiku sahabat itu lebih dari segalanya." Athan tersenyum menatapku. "Sama. Aku mencintaimu seperti halnya kau mencintaiku. Tapi persahabatan kita lebih dari itu."

Di taman Keepsake aku menyadari.
Semua harapanku telah ku buang. Persahabatan ini lebih dari segalanya. Bahkan suatu hari nanti tidak ada yang tau apa yang akan terjadi. 

Ini jawaban dari Tuhan atas doaku. Tuhan tidak pernah memberi apa yang aku inginkan, tapi Tuhan selalu memberiku segala yang aku butuhkan. Semuanya indah pada waktunya.



***
Dengar -Gita Gutawa
karena esok tidak pernah bisa dibayangkan

Sabtu, 15 September 2012

Refrain -Winna Efendi



Judul: Refrain -Saat Cinta Selalu Pulang
Penulis: Winna Efendi
Penerbit: Gagas Media
Tebal: 318 Halaman

Tidak ada persahabatan yang sempurna di dunia ini, yang ada hanya orang-orang yang berusaha sebisa mungkin untuk mempertahankannya

Don't Judge a Book by its Cover. Kalimat itu sepertinya cocok untuk semua pembaca yang berada di toko buku dan melihat novel Refrain ini. Dari sampul bukunya saja, semua orang pasti akan tertarik untuk membelinya. Buku dengan warna dominan putih yang dihiasi notasi balok yang memenuhinya sangat menarik perhatian mata. Apalagi dengan tambahan sebuah amplop biru di depannya. Dari dalam amplop kita bisa menemui sebuah kertas dengan tulisan "It's always been you" dan itu bisa menjadi poin tersendiri untuk semakin mengatakan bahwa Novel ini wajib dibeli.

Tema cerita yang diusung oleh penulis sangat familiar di telinga pembaca. Persahabatan dan jelas ada cinta di dalamnya.
Karakter-karakter yang dibuat oleh penulis sangat hidup di dalamnya. Penulis mampu membuat para pembaca melukiskan dengan detail bagaimana tokoh-tokoh yang ada di dalamnya.
Alur yang dibuatpun sangat mengesankan dan membuat karakter tokoh-tokohnya semakin menjadi-jadi dan hidup. Juga penulis bisa memberikan gambaran-gambaran kepada pembaca untuk membayangkan secara utuh di setiap peristiwa.

Cerita dimulai dari sebuah Trampolin. 
Sepasang sahabat, Nata dan Niki, mereka bersahabat sedari kecil. Awalnya mereka tidak saling ingin mengenal, namun karena kedekatan kedua ibu mereka, situasi membawa mereka untuk selalu dalam ruang yang sama. Di atas trampolin mereka selalu membicarakan banyak hal, dan suatu ketika Niki menyinggung tentang Cinta. Dari sanalah Novel ini memulai alur ceritanya.
Perlahan persahabatan itu mulai goyah. Diawali dari datangnya seseorang di dalam persahabatan mereka. Lalu Niki yang mulai mencintai seorang laki-laki dan akhirnya mereka menjadi sepasang kekasih.
Kedatangan laki-laki itu membuat Nata begitu cemburu dan benci kepadanya. Nata tidak ingin Niki bersamanya. Nata mulai jatuh Cinta.
Namun akhir cerita di Novel ini sangat menyenangkan. Tidak ada kesedihan di akhirnya.

Jadi, siapapun kalian, jika kalian belum membaca buku ini, saya merekomendasikan untuk membacanya. Saya berani menjamin semua pembaca buku ini tidak akan merasa rugi karena sudah membeli, membaca, dan memilikinya.

So, grab it fast!!!


-dilla-