Sabtu, 24 November 2012

ketidakwarasan padaku

Ketidakwarasan Padaku

Membuat Bayangmu Slalu Ada

Menentramkan Malamku

Mendamaikan Tidurku

Ketidakwarsan Padaku

Membuat Hidupku Lebih Tenang

Aku Takkan Sadari

Bahwa Kau Tak Lagi Di Sini


aaaaaaaaa-------- kadang kita harus merasa jatuh yang dalam dulu biar bisa merasakan kesakitan. atau bahkan kadang kita harus lari ribuan kilo dalam waktu satu detik dulu biar bisa tau rasanya capek. and then, now, i feel it :( so deep i think. but it's life, i must get up and runing

let it water flow :)
aku bisa membuatmu blablabla :")

Minggu, 18 November 2012

Tiba-tiba cinta datang

Tiba-tiba cinta datang kepadaku
Saat ku mulai mencari cinta
Tiba-tiba cinta datang kepadaku
Ku harap dia rasakan yang sama

Di sesuatu saat ku melihat dia
Ada getaran membuatku rindu
Senang hatiku saat ku dengar suaranya
Ingin selalu ada di dekatnya

Saat ku sendiri ku bayangkan dia
Datang padaku dengan cinta
Di keramaian ku merasa sepi
Saat tak ada dirinya

Tiba-tiba cinta datang kepadaku
Saat ku mulai mencari cinta
Tiba-tiba cinta datang kepadaku
Ku harap dia rasakan yang sama

Di sesuatu saat ku melihat dia
Ada getaran membuatku rindu
Senang hatiku saat ku dengar suaranya
Ingin selalu ada di dekatnya

Saat ku sendiri ku bayangkan dia
Datang padaku dengan cinta
Di keramaian ku merasa sepi
Saat tak ada dirinya

Tiba-tiba cinta datang kepadaku
Saat ku mulai mencari cinta
Tiba-tiba cinta datang kepadaku
Ku harap dia rasakan yang sama

Ku harap dia rasakan yang sama
Ku harap cinta akan tiba

Tiba-tiba cinta datang padaku
Saat ku mulai mencari cinta
Tiba-tiba cinta datang kepadaku
Ku harap dia rasakan yang sama

Tiba-tiba cinta datang kepadaku
Saat ku mulai mencari cinta
Tiba-tiba cinta datang kepadaku
Ku harap dia rasakan yang sama
Ku harap dia rasakan yang sama (ku harap dia)
Ku harap dia rasakan yang sama
Ku harap dia rasakan, rasakan yang sama

***
tiba-tiba cinta datang kepadaku <3 nbsp="nbsp" p="p">hahaha asem tenan kok
pas aku lagi nyoba lali eh malah teko meneh
asem asem



Rabu, 14 November 2012

Gamafest2012

wonderland
welcome to Wonderland. This event was held at Purna Budaya ugm. Than it was so exceted :)) 

me :))

I was at the gate of the event. I took the photo on a wall covered with posters saying Wonderland

topek sama mirul
 I met my close friend :) he is Topek. em, Nur Taufik Hidayat.  I'm his fellow soldier.
and we have not met. many conversations. many sciences.
 
:)




:D

  I wanted to take pictures with the intention background people play football.


sister
 because I'm single,  I'm single. hahaha

Selasa, 13 November 2012

Hutan ini (lagi)

Apa boleh aku mengeluh padamu, Tuhan?
Aku seperti telah tersesat pada hutan yang sama. Ketika aku mulai melangkah, pikiranku sudah melangkah kedepan. Namun hatiku terlalu membatu untuk percaya. Pada akhirnya aku salah melangkah. Ketika aku menemui sebuah pohon kokoh aku sudah paham pohon itu tetap akan tumbang. Namun kebodohanku adalah tetap bersandar dan mempercayakan tubuhku padanya. Aku terjatuh, Tuhan. Batu besar yang aku kira dapat melindungiku dari ribuan binatang liar ternyata juga masih sama. Sama-sama masih bisa hancur. 
Mungkin hutan ini berbeda, Tuhan. Namun di dalamnya aku merasa sama. Aku merasa selalu tersesat dan tergoyahkan. Ketika aku berharap pada sesuatu maka sesuatu itu hanya berada padaku sementara. ya, hanya sementara. Dan pada akhirnya aku selalu merasa kehilangan.

Lalu ketika kebahagiaan itu sudah ada, sedetik kemudian menjadi lenyap dan hilang semuanya. Terimakasih. Setidaknya aku pernah merasa bahagia karena itu. Terimakasih.

Sabtu, 10 November 2012

Jatuh, cinta!




ya perlahan punggungmu pun ikut menghilang dari sudut mataku. Sekali lagi. Ini murni kesalahanku. Fatal. Sangat sulit untuk membuatmu kembali ke sampingku lagi. Bahkan kini dengan satu matapun aku mampu melihat kamu benar mencoba menghilang dariku.

Maaf. Aku tidak tahu benar bagaimana caranya membuatmu memandangku lagi. Membuatmu memanggilku sayang. Membuatmu benar-benar mabuk karena cintaku. Aku ingin semuanya kembali lagi. Kembali seperti dulu. Seperti ketika kau benar-benar berada satu langkah dibelakangku untuk menjagaku. Atau ketika aku merasa aman selalu berjalan didepanmu. Didepan mata pengelihatanmu, tanpa benteng apapun.

"Lihatlah senja kali ini. Indah." Kata Rayya.
 "Ya, seindah dirimu." Fathan menatap sudut mata kanan Rayya.
 "Dua burung itu juga tak kalah indahnya. Terbang bersama. Sepertinya mereka sangat bergembira memutari langit senja yang indah hanya berdua." Rayya membentuk tangannya menyerupai burung terbang. Matanya menggeliat mengikuti tubuh dua binatang berwarna putih itu mengelilingi langit indah ketika senja tak kunjung menghilang.
 "Seperti kita sekarang. Burung-burung itu juga mengatakan mereka sedang melihat dua orang yang sedang menikmati senja. Mereka menatap kita dan berkata indah. Ya, seindah mereka." Fathan merangkulkan tangannya ke pundak Rayya.

Lengang. Rayya menatap lekat kembali dua burung itu. Namun sesekali sudut matanya melirik ke tangan Fathan yang sedari tadi menyemtuh pundaknya. Hangat. Rayya merasakan kehangatan mendalam dalam dirinya. Keindahan selalu melekat padanya ketika dia berada disamping laki-laki itu. Fathan. Memang hanya Fathan yang selalu membuatnya terbang seperti burung-burung itu setiap senja.

"Lihat burung itu, Than. Mereka terbang berlawanan arah." Tangan Rayya menunjuk pada kedua burung yang sedari tadi menghiasi senja.
"Iya."
"Apa kita juga harus pergi berlawanan arah?" Suara Rayya membuat Fathan tertegun dan suaranya seperti mendadak menghilang. Tatapan kosongnya mengarah tepat pada mata Rayya.
"Tidak."
"Sebaiknya memang kita harus pergi berlawanan arah."
"Tidak. Kita akan selalu berjalan beriringan."
"Tapi kedua burung tadi berpisah."
"Kita bukan mereka."
"Jangan pernah cintai aku lagi, Than."

Semuanya terasa menyakitkan. Ketika aku merasa aku tidak ingin terjatuh dan terpuruk kehilanganmu, aku justru melakukan sesuatu yang membuatku benar-benar akan kehilanganmu. Aku salah. Aku melakukan kesalahan lagi. Satu. Kali ini hanya satu. Tapi esok, lusa, dan seterusnya akan bertambah banyak dan aku akan kehilanganmu semakin cepat.

Bukan maksudku seperti itu. Aku hanya takut, ketika kamu benar-benar mencintaiku tapi aku tidak membalasnya dengan baik. Aku takut mengecewakanmu. Aku takut, sayang. Aku tidak pernah membayangkan ketika suatu saat aku harus kehilanganmu dimana cinta dalam hati ini sudah benar-benar tumbuh dan bermekaran. Aku tidak ingin. Aku tidak mau. Sebenarnya aku tidak ingin kehilanganmu.

"Than, maaf."
"Kenapa?"
"Entah."
"Kamu dulu yang pernah bilang aku tidak boleh mencintaimu. Tapi apa yang terjadi? Justru setiap kali aku sedang mencoba, kamu datang dan membuatku semakin dalam mencintaimu."
"Maaf."
"Bahkan hanya dengan mendengar kata maaf darimu, hatiku seolah tergetar dan semakin ingin memilikimu."
"Maafkan aku."
"Lalu sekarang apa yang harus aku lakukan? Tetap harus melupakanmu dan pergi atau aku sudah diberi ijin untuk tetap mencintaimu?"

 
Lalu kini apa yang harus aku katakan? Tetap mempertahankanmu atau aku segera melewatkanmu? Bantu aku. Aku melakukan semuanya hanya untukmu.

"Maaf, aku tetap harus pergi."

***
Tangga -Terbaik Untukmu
Aku ingin kau tetap di sini bersamaku, Jangan pergi
Kadang aku merasa sangat egois saat menyuruhmu tetap disini
Tapi percayalah akulah yang terbaik :)

Minggu, 04 November 2012

aku suka

ini waktunya bermimpi
satu lagi kenangan yang datang dan menyapaku
tentang dia
masih selalu tentang dia

seperti Tuhan memberiku kesempatan
mungkin hanya untuk memandang
tapi aku suka

aku masih suka
aku akan selalu suka
aku memang suka

wajahnya
ya
aku suka dirinya
aku suka, Tuhan.

goodbye


Senja menimbulkan kesunyian diantara keduanya. Matahari masih enggan pergi. Luna masih saja terdiam dengan raut muka tidak seperti biasanya. Sementara Farhan masih saja menatap kedepan. Taman kota sore itu sangat riuh, namun situasi itu tidak membuat Luna dan Farhan turut meramaikannya. Bungkam. Tidak seorang dari mereka berdua mampu berkata-kata.

"Kenapa, Lun?" Farhan mulai berani mengeluarkan suaranya. "Aku masih tidak mengerti."
"Intinya, kamu jangan pernah suka denganku." Luna menyenderkan kepalanya dibahu Farhan. Cercah matahari yang menguning terlihat sedikit redup dan mulai memudar.
"Kenapa, Lun? Apa alasannya?" Tangan Farhan mulai mengelus rambut indah Luna.
"Karena kamu, Farhan."
"Lalu aku harus bagaimana? Lalu harus aku apakan perrasaan ini?"
"Buang." Luna kembali menegakkan tubuhnya. Dia berdiri dan berjalan menuju sebuah pohon besar tempat dia meletakkan ranselnya.
"Bagaimana caranya aku membuang perasaan ini?" Farhan berjalan mengikuti langkah Luna.
"Aku tidak tahu." Luna berjalan lebih cepat dan hilang begitu saja dari hadapan Farhan.

Matahari masih saja berwarna orange. Farhan tidak mampu lagi melihat sosok Luna, gadis yang selama ini selalu mengisi hari-harinya. Luna. Ya, Farhan sangat mencintai Luna. Sangat.

***

"Lun, aku mau tanya sesuatu." Aku ingat sekali kata-kata itu. Kata-kata yang membuatku berpikir seribu kali untuk menjawabnya. 
"Kamu tau, Han? Aku pernah bilang, jika kamu bertanya padaku, kamu harus memilih waktu yang tepat."
"Aku ingat."
"Apa kamu pikir ini waktu yang tepat?"
"Ya."
Kamu tahu, Han, saat itu aku merasa bukan waktu yang tepat.
"Apa aku boleh suka denganmu?"
Dan benar, Han. Itu bukan waktu yang tepat.

***

"Intinya masih sama, jangan pernah kamu suka denganku." Luna menatap Farhan yang kala itu sedang duduk di teras rumah Luna.
"Kenapa, Lun. Beri aku satu alasan yang kuat, agar aku bisa menerima permintaanmu itu." Farhan menatap mata Luna dengan lekat.
"Karena kamu, Han."
"Aku kenapa, Lun?"
"Aku tidak ingin kehilangan kamu. Aku takut kamu pergi dari sini, suatu hari nanti."
"Tidak akan, Lun. Kamu harus percaya denganku."
"Tidak." Luna berdiri menatap Farhan. "Aku takut kehilanganmu."
"Lalu aku harus bagaimana?"
"Buang perasaan itu. Untukku."
"Tidak bisa."
"Jika begitu, pergilah dari hidupku."
"Lun."

Luna bergegas masuk ke dalam rumahnya. Pintu tertutup lalu dia menguncinya. Tangannya masih menempel pada gagang pintu.

Perasaan kita sama, Han. Aku takut suatu hari nanti aku akan kehilanganmu dan perasaan itu. Maafkan aku. Jauh lebih baik ketika kamu pergi sebelum aku benar-benar merasakan hal yang sama dengan yang kamu rasakan. Aku tidak mau hal yang sama terjadi padaku lagi dan aku tidak ingin kehilanganmu.

"Aku mencintaimu, Lun." Terdengar suara Farhan bergetas dan sangat lirih dari luar rumah. "Aku akan pergi jika itu maumu. Terimakasih untuk selama ini. Aku sangat mencintaimu."

Aku juga, Han. Maaf.

***
Terjebak Nostalgia -Raisa
dan aku pernah mengalaminya enam tahun yang lalu.
aku takut hal yang sama terjadi lagi.
namanya masih melekat dan aku takut itu sangat menyakitkan.
masih sama dengan yang dulu.
baek seung joo masih ada disini, dihatiku

Jumat, 02 November 2012

this is the picture

dan setelah otak gue dipenuhi dengan buku setiap malam, akhirnya malam ini gue mulai terbebas dari yang namanya uts dan buku dengan puluhan bab --" terimakasih ya Allah. Dan dengan kebahagiaan yang menari-nari *yes* gue berhasil menyambangi laptop dan menghidupkan wifi. Alhasil mulai menulis di sini lagi.

gak sengaja banget tadi tiba-tiba iseng buka foto-foto di facebook dan nemuin foto yang di uplot ismi dulu. Foto yang dulu pernah jadi kontrofersi di kelas dan bikin gue jadi ngeekkk :p dan selama tiga tahun gosip itu merebak luas. dan sampe sekarang masih aja menjadi-jadi

this is the picture
itu foto gue sama dia *pip* hahaha, itu foto yang nyuri ismi. itu kejadiannya waktu pelajaran apa gue lupa selupa-lupanya *sok lupa* dan gue lagi ngobrol sama onto. dan gue enggak pernah tau ada yang moto dan gue baru sadar waktu foto itu sudah tersebar di facebook grup -O-

dan tadi waktu gue nemu lagi foto itu. bener. gue langsung sms onto :p kangen sekali sama dia :)))
and now, i want to met him :3
i miss you so