Kamis, 07 Januari 2010

Eifel in love

Bukit ini telah kuputari. Tak hanya sekali, bahkan sudah berkali-kali. Namun tetap saja tak kutemukan dirimu di sini. Entah harus kemana lagi kumencari sosok dirimu itu. Terus saja berjalan. Naik turun, naik turun, kumenerjang segala yang menghalangiku menemukanmu.

Hingga aku menemukanmu sedang bersandar pada sebuah batang pohon yang sangat besar. Aku mulai merasakan sedikit lega dihatiku. Aku telah menemukanmu. Tapi aku tetap tidak berani mendatangimu. Aku tak mampu mendekapmu dan membawamu mengikutiku. Aku hanya bisa mengintaimu dari sisi yang tak pernah kau ketahui.

Lalu kutemui hatiku telah hancur saat aku melihat seorang perempuan duduk di sampingmu. Berkata dengan mesra dan kau membelainya. Tak kuasa aku menahan kesedihan ini. Sakit sekali.

Memang setiap hari, setiap jam, setiap menit, setiap detik kau slalu ada dihidupku. Namun selama itu pula kau selalu membunuh perasaanku. Kau slalu menghujam jantungku. Kau injak-injak harapanku. namun aku masih saja berdiri menantimu di sini.

Entah kenapa?

* * *

Malam ini kau mengajakku bertemu. Kau mengundangku kesebuah tempat yang cukup indah. Aku senang sekali. Ini kali pertama kau mengajakku bertemu. Tak bisa aku menceritakan perasaan hatiku saat itu. Aku sendiri tak mampu membayangkannya.

Sesuai suratmu tadi, aku sekarang sudah menantimu di sini. Bahkan aku menunggu dari tadi. Tapi kau tak juga hadir di sini. Tak apa. Semoga saja ini awal kebahagianku. Ya, aku sangat berharap pada malam ini.

Kau tak kunjung datang. Aku semakin bingung. Apa kau menipuku? Tak peduli lagi. Aku hanya berharap kau datang malam ini.

Saat menantikan kegadiranmu, aku malah menemui kawanmu duduk disampingku. Dia bertanya, apakah aku menunggumu? Dan aku langsung mnjawab, iya. Kami mulai berbincang. Semuanya. Semuanya kami obrolkan. Termasuk tentangmu.

Dia telah mengetahui bahwa aku sangat mencintaimu. Bahkan kawanmu itu memberiku tawaran. Dia memberi tawaran untuk membuatmu mencintaiku juga. Namun langsung kutolak semua itu. Aku ingin semuanya alami. Aku ingin semuanya karena cinta. Aku ingin semuanya karena aku dan kamu.

Sepi. Saat itu kau datang. Kau menempati kursi kosong disamping kawanmu. Suasana hening. Tak ada obrolan diantara kita. Diam. Diam. diam. kita semua diam. Akupun tak tahu harus memulai percakapan dari mana. Aku juga hanya bisa diam.

Hingga seorang perempuan datang. Dia memanggil namamu. Dan kau menemuinya. Kau dan dia terlibat dalam sebuah percakapan. Kawanmu memalingkan muka padaku. Dan aku hanya mampu memejamkan mata.

Kau menemuiku kembali. Kau berkata, maaf. Dan tak sempat aku berkata, kau hanya menyisakan aromamu padaku.

Namun tetap saja aku menunggumu. Aku juga bingung, kenapa?

* * *

Suasana Eifel malam ini sangat indah. Namun hatiku telah hancur. Ya, siang tadi aku mendapat kabar bahwa kau telah meresmikan cintamu. Kau membunuh hatiku. Hingga tak mampu lagi kukumpulkan dan kususun lagi. Aku hanya bisa membiarkannya berserakan tanpa beban.

Namun aku tak sendiri. Aku disini ditemani kawanmu. Dia mengerti perasaanku. Dia yang mampu memulihkan rasa ini. Dia yang engumpulkan dan bahkan menata ulang serpian hatiku. Aku bahagia. Aku bahagia didekat kawanmu.

Kawanmu telah meluluhkan hatiku. Sekarang hanya dia yang selalu ada disisiku.kawanmu telah menggantikanmu dikehidupanku.

Sekarang tak lagi aku mngintaimu. Aku juga tak akan menunggumu. Karena ada kawanmu yang selalu akan aku intai dan aku tunggu. Yang akan slalu aku rindukan dan slalu aku bayangkan. Dan aku akan slalu mengikuti kemana perginya kawanmu itu.

Tetapi kenapa bayang-bayangmu masih ada?

* * *

Dan akhirnya tidak indah.

Namun aku tegaskan cintaku padamu slamanya, meskin kau takkan pernah ada disampingku. meskipun kawanmu yang akan selalu menemaniku








naik-menaRa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar